Jurnal Skripsi PGSD UNIMED Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD di Kelas V SDN 105309 Sibolangit T. A 2012/2013 Oleh: Servista Bukit NIM. 109111058
Meningkatkan
Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS dengan Menggunakan
Model Cooperative Learning Tipe STAD di Kelas V SDN 105309 Sibolangit
T. A 2012/2013
Oleh: Servista Bukit
Dosen Pembimbing
Skripsi: Dra.Risma Sitohang, M.Pd
ABSTRAK
Adapun masalah dalam penelitian ini adalah
kurangnya rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran IPS karena guru
kurang mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa
sehingga kreativitas belajar siswa sangat rendah. Serta guru kurang memberikan
motivasi belajar siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tujuan
penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa dengan
materi Perjuangan Persiapan Kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD di kelas
V SDN 105309 Sibolangit T. A 2012/2013.
Jenis
penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan
menggunakan model Cooperative Learning
Tipe STAD untuk mengetahui peningkatan kreativitas belajar siswa dengan
materi perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia. Adapun penelitian ini
dilaksanakan dengan dua siklus. Dengan objek penelitian adalah siswa/i kelas V
SD yang berjumlah 35 orang siswa dengan 14 orang laki – laki dan 21 orang
perempuan. Adapaun teknik pengunpulan data adalah melalui lembar observasi
kreativitas belajar siswa.
Berdasarkan
analisis data diperoleh bahwa dari 35 orang siswa pada Kondisi Awal diperoleh rata – rata skor kreativitas
belajar siswa sebesar 23,94 dan pada
Siklus I Pertemuan 1 diperoleh rata – rata skor kreativitas belajar siswa sebesar 32,11. Pada Siklus I Pertemuan 2
diperoleh rata – rata skor kreativitas belajar siswa sebesar 35,49. Pada
Siklus II Pertemuan 1 diperoleh rata – rata skor kreativitas belajar siswa
sebesar 41,17 dan pada Siklus II Pertemuan
2 diperoleh rata – rata skor kreativitas
belajar siswa sebesar 52,63.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD dapat meningkatkan kreativitas
belajar siswa setelah dilaksnakannnya proses belajar mengajar pada mata
pelajaran IPS dengan materi perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia di kelas
V SDN105309 Sibolangit T. A 2012/2013.
Kata Kunci: Model Cooperative
Learning Tipe STAD dan Kreativitas Belajar Siswa
PENDAHULUAN
Pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengenalan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangas dan negara (UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun
2003). Salah
satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ialah dengan cara
melalui perbaikan proses belajar mengajar.
Dari wawancara yang sebelumnya telah dilakukan pada
tanggal 12 Desember 2012 terhadap guru
di SD Negeri 105309S ibolangit, diperoleh informasi bahwa kreativitas
belajar siswa pada mata
pelajaran IPS masih sangat rendah.
Berdasarkan hasil observasi pada kondisi
awal diperoleh rata – rata skor kreativitas belajar siswa sebesar 23,94 dengan tingkat
kreativitas belajar siswa sangat rendah. Hal ini disebabkan karena
kurangnya keaktifan siswa selama proses belajar mengajar yang berlangsung di
dalam kelas. Peneliti
juga menemukan beberapa faktor penghambat yang menyebabkan kreativitas belajar siswa masih
tergolong rendah. Adapun faktor tersebut, antara lain: 1) siswa
belum memilki hasrat keingintahuan yang cukup sebesar terhadap materi
perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia; 2) siswa malu dan takut salah untuk
mengajukan pertanyaan kepada guru; 3) rendahnya daya imajiansi siswa untuk membuat
pertanyaan dan mengutarakan pendapat atau ide kepada guru. Setelah melihat
data dan kondisi belajar siswa maka telah diperoleh faktor penghambat
kreativitas belajar siswa, maka peneliti merencanakan untuk menerapkan model Cooperative Learning Tipe STAD untuk
meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi
perjuangan persaiapan kemerdekaan Indonesia.
Bertitik tolak dari
penjelasan diatas, kreativitas belajar siswa sangat penting untuk
ditingkatkan didalam proses belajar mengajar,
terutama dalam menguasai materi pelajaran suatu mata pelajaran. IPS
merupakan mata pelajaran yang menuntut siswa perlu memilki rasa ingin tahu
dalam memecahkan suatu masalah. Rasa ingin tahu sebagai salah satu indikator
kreativitas menunjukkan bahwa betapa pentingnya kreativitas belajar siswa
ditingkatkan. Guru selaku pembimbing perlu menerapkan model pembelajaran
yang tepat bagi siswa. Dalam menumbuhkan kreativitas belajar siswa tersebut.
Untuk meningkatkan kreativitas siswa tersebut maka model pembelajaran yang tepat adalah dengan
menggunakan model Cooperative Learning
tipe STAD.
Dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD mampu
memberikan kesempatan belajar lebih aktif kepada siswa, sehingga siswa dapat
berpikir secara optimal dalam berargumentasi. Selain itu, melalui pembelajaran
kooperatif juga siswa akan terlatih untuk berinteraksi dengan teman sekelasnya.
Sedangkan guru menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran Dengan
demikian mampu memunculkan kreativitas belajar siswa.
Uraian di atas
menjelaskan bahwa dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD
dapat meningkatkan kreativitas belajar
siswa, prediksi ini dapat dilakukan dengan melaksanakan penelitian yang
berjudul: “ Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
IPS dengan Menggunakan Model Cooperative Learning Tipe STAD di Kelas V SDN 105309
Sibolangit T. A 2012/2013”.
KAJIAN TEORI
Belajar merupakan salah satu cara untuk
mempersiapkan agar siswa dapat memecahkan masalah sehingga pengalaman -
pengalamannya dapat berkembang dan memungkinkan untuk mencipta, menggabung -
gabungkan, menyusun unsur - unsur yang ada menjadi sesuatu hal yang baru dan
menjadi satu kesatuan dan kemungkinan
adanya beberapa jawaban yang didapat. Dengan
demikian guru selaku pendidik harus mampu mengembangkan sikap dan kemampuan anak didiknya dalam menghadapi persoalan - persoalan di
masa yang akan datang dengan kreatif. Dan pada akhirnya melalui pendidikan dan pengalaman, kreativitas peserta didik akan dapat terwujud. Semiawan
(dalam Suryosubroto 2009:220) menyatakan bahwa
“kreativitas adalah sutu kemampuan untuk membentuk suatu gagasan baru
dan penerapan dalam pemecahan masalah”.
Menurut
Munandar (dalam Suryosubroto 2009 : 221) menyatakan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan mengungkapkan
berdasarkan data - data informasi yang tersedia menentukan banyak kemungkinan
jawaban terhadap sesuatu masalah, dimana penekanannya pada kuantitas,
ketetapgunaan dan keragaman jawaban”. Semakin banyak jawaban diberikan terhadap
suatu masalah,
maka kreatiflah siswa tersebut. Tetapi ada saja jawaban itu karena sesuai dengan permasalahannya. Jadi, tidak
semata - mata banyaknya jawaban
yang diberikan menjadi ukuran kreativitas siswa, tetapi juga kualitas dari suatu jawabannya.
Menurut penelitian Torrance, Getzels, Jackson dan
Yamamoto (dalam Munandar, 2009 : 9) berdasarkan studinya masing – masing dengan
kesimpulan yang sama menyatakan bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi
tidak berbeda dengan prestasi sekolah dari sekelompok siswa yang intelegensinya
relatif lebih tinggi. Torrence (dalam Munandar, 1999 : 10) mengajukan hipotesis
bahwa dengan daya imajinasi, rasa ingin tahu dan orisinalitas dari subjek yang
kreativitasnya tinggi dapat mengimbangi kekurangan dalam daya ingatan dan
faktor – faktor lain yang diukur oleh tes intelegensi tradisional. Dengan kata
lain kreativitas erat hubungannya dengan cara belajar peserta didik yang pada
akhirnya mempengaruhi prestasi belajarnya.
Menurut
Slavin (dalam Isjoni, 2009 : 15), pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya 4-5 dengan struktur kelompok heterogen. Di dalam
pembelajaran kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok – kelompok kecil
yang saling membantu satu sam lain. Maksud kelompok heterogen adalah terdiri dari
campuran kemampuan siswa, jenis kelamin dan suku.
Slavin
(2008 : 143) menyatakan bahwa Student
Team Achievement Division (STAD) adalah salah satu metode pembelajaran
kooperatif yang paling baik
untuk permulaan bagi para guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif.
Menurut Trianto (2011 : 68) pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah
satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok –
kelompok kecil dengan jumlah anggota 4 – 5 orang siswa secara heterogen.
Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.
METODE PENELITIAN
Lokasi penelitian di SD Negeri 105309 Sibolangit, Jl Jamin Ginting pada
tanggal 21 Januari 2013. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah
dengan menggunakan Model Cooperative
Learning Tipe STAD dapat Meningkatkan Kreativitas Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS dengan materi Perjuangan Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia di kelas V SDN 105309
Sibolangit T. A 2012/2013?”.
Tujuan
penelitian adalah untuk untuk mengetahui peningkatan kreativitas belajar siswa pada
mata pelajaran IPS melalui Model
Cooperative Learning Tipe STAD dengan Materi Perjuangan Persiapan
Kemerdekaan Indonesia di Kelas V SDN 105309 Sibolangit T. A 2012/2013. Populasi
penelitian adalah seluruh siswa Kelas V Semester II di SD Negeri 105309 Sibolangit
T.A 2012/2013. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah:
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model Cooperative
Learning Tipe STAD, sedangkan yang menjadi Variabel terikat pada penelitian ini
adalah Kreativitas Belajar Siswa.
Rancangan Penelitian
Pada tindakan siklus I dan siklus II,
peneliti bertindak selaku guru pelaksana kegiatan pembelajaran di kelas dengan
menerapkan metode eksperimen sedangkan guru kelas V bertindak selaku observer
(pengamat) yang mengamati berlangsungnya pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang
dilakukan dan mengamati keaktifan belajar siswa selama pembelajaran
berlangsung. Kegiatan
yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan tindakan sesuai dengan
yang telah direncanakan, berupa pelaksanaan proses pembelajaran sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan tindakan kelas siklus I
dilakukan selama dua kali pertemuan dengan langkah-langkah pelaksanaan tindakan sebagai berikut:
1.
Pertemuan I
I. Kegiatan
Awal:
Pada
kegiatan awal: guru memberi salam; berdoa sebelum memulai kegiatan
pembelajaran; guru mengabsensi kehadiran siswa; guru melakukan
apersepsi.
II. Kegiatan
Inti:
Siswa
melaksanakan model Cooperative Learning Tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut: guru
memotivasi siswa; guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; guru
menjelaskan materi pelajaran; guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok; guru memberikan materi pembahasan setiap kelompok;
melaksanakan kerja kelompok; guru membimbing siswa dalam melaksanakan
presentasi hasil kerja kelompok; guru membagikan soal kuis dan memberikan
penghargaan terhadap kelompok terbaik.
III. Kegiatan
Akhir:
Guru
menyimpulkan hasil dari kegiatan eksperimen yang telah dilaksanakan siswa; guru
menilai hasil kegiatan eksperimen siswa; guru memberikan motivasi kepada siswa; guru
memberikan tugas (PR) kepada siswa; guru mengucapkan salam penutup.
2.
Pertemuan II
I. Kegiatan
Awal:
Pada
kegiatan awal: guru memberi salam; berdoa sebelum memulai kegiatan
pembelajaran; guru mengabsensi kehadiran siswa; guru melakukan
apersepsi. Kemudian guru memperhatikan beberapa indikator kreativitas belajar
siswa yang belum tercapai dengan baik. Agar guru bisa memfokuskan pada
peningkatan kreativitas belajar siswa.
II. Kegiatan
Inti:
Siswa
melaksanakan model Cooperative Learning Tipe STAD dengan langkah-langkah sebagai berikut: guru
memotivasi siswa; guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; guru
menjelaskan materi pelajaran; guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok; guru memberikan materi pembahasan setiap kelompok;
melaksanakan kerja kelompok; guru membimbing siswa dalam melaksanakan
presentasi hasil kerja kelompok; guru membagikan soal kuis dan memberikan
penghargaan terhadap kelompok terbaik. Selama
kegiatan pemebelajaran berlangsung peneliti dbantu oleh guru kelas dalam
melakukan observasi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
III. Kegiatan
Akhir:
Guru
menyimpulkan hasil dari kegiatan eksperimen yang telah dilaksanakan siswa; guru
menilai hasil kegiatan eksperimen siswa; guru memberikan motivasi kepada siswa; guru
memberikan tugas (PR) kepada siswa; guru mengucapkan salam penutup.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Dari
data hasil observasi di atas dapat dilihat bahwa kreativitas
belajar siswa dari setiap
siswa mengalami peningkatan yang sangat baik.
Berikur rata – rata peningkatan skor kreativitas
belajar siswa mulai dari Kondisi Awal sampai, kegiatan Siklus I hingga kegiatan
siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel Rekapitulasi Skor
Kreativitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
No.
|
Nomor
Responden
|
Skor
Kreativitas Belajar Siswa
|
||||
Kondisi
Awal
|
Siklus
I
|
Siklus
II
|
||||
Pert.
1
|
Pert.
2
|
Pert.
1
|
Pert.
2
|
|||
1
|
01
|
20
|
23
|
27
|
41
|
51
|
2
|
02
|
29
|
35
|
36
|
42
|
53
|
3
|
03
|
30
|
30
|
34
|
44
|
51
|
4
|
04
|
32
|
38
|
41
|
44
|
59
|
5
|
05
|
26
|
33
|
36
|
41
|
46
|
6
|
06
|
30
|
42
|
39
|
42
|
49
|
7
|
07
|
26
|
27
|
28
|
36
|
56
|
8
|
08
|
45
|
48
|
48
|
51
|
58
|
9
|
09
|
15
|
17
|
19
|
27
|
58
|
10
|
10
|
15
|
21
|
25
|
31
|
38
|
11
|
11
|
21
|
43
|
42
|
44
|
52
|
12
|
12
|
44
|
48
|
49
|
52
|
59
|
13
|
13
|
15
|
17
|
23
|
26
|
29
|
14
|
14
|
18
|
21
|
26
|
26
|
58
|
15
|
15
|
17
|
21
|
25
|
29
|
59
|
16
|
16
|
15
|
22
|
27
|
42
|
57
|
17
|
17
|
24
|
30
|
35
|
46
|
52
|
18
|
18
|
16
|
42
|
43
|
48
|
53
|
19
|
19
|
15
|
22
|
27
|
37
|
56
|
20
|
20
|
19
|
31
|
36
|
34
|
54
|
21
|
21
|
17
|
24
|
32
|
44
|
58
|
22
|
22
|
15
|
22
|
30
|
40
|
58
|
23
|
23
|
15
|
42
|
47
|
49
|
56
|
24
|
24
|
39
|
39
|
47
|
39
|
56
|
25
|
25
|
15
|
20
|
34
|
37
|
54
|
26
|
26
|
17
|
20
|
33
|
43
|
55
|
27
|
27
|
24
|
43
|
30
|
50
|
58
|
28
|
28
|
32
|
42
|
42
|
49
|
59
|
29
|
29
|
16
|
30
|
41
|
47
|
52
|
30
|
30
|
42
|
49
|
48
|
54
|
59
|
31
|
31
|
37
|
48
|
47
|
47
|
58
|
32
|
32
|
24
|
42
|
42
|
47
|
54
|
33
|
33
|
42
|
48
|
48
|
50
|
58
|
34
|
34
|
15
|
21
|
30
|
36
|
33
|
35
|
35
|
16
|
23
|
25
|
26
|
26
|
Jumlah
Skor
|
838
|
1124
|
1242
|
1441
|
1842
|
|
Rata -
Rata Skor
|
23,94
|
32,11
|
35,49
|
41,17
|
52,63
|
|
Tingkat
Kreativitas
|
Sangat
Rendah
|
Rendah
|
Rendah
|
Tinggi
|
Tinggi
|
Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat dari deskripsi histogram
skor peningkatan kreativitas belajar
siswa pada tiap siklus berikut ini:
Dengan maenggunakan model Cooperative
Learnming Tipe STAD dalam kegiatan pembelajaran disimpulkan bahwa
kreativitas n belajar
siswa mengalami peningkatan pada Mata
pelajaran IPS dengan materi Perjuangan Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Untuk
mendukung penjelasan di atas dapat
dilihat pada tabel rekapitulasi rata-rata
peningkatan skor kreativitas belajar siswa dari
Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II di
atas.
Berdasarkan
analisis data observasi pada Kondisi Awal terdapat 5 orang siswa dengan rata – rata skor kreativitas
sebesar 6,06 dengan tingkat kreativitas
tinggi (38-57). Dan 6 orang siswa dengan rata – rata skor sebesar 5,43 dengan
tingkat kreativitas rendah (28-37).
Serta sebanyak 24 orang siswa dengan rata – rata skor kreativitas sebesar 12,46
dengan tingkat kreativitas sangat rendah (15-27). Siklus I pertemuan 1 terdapat 14 orang siswa dengan rata - rata skor kreativitas sebesar 17,54
dengan tingkat kreativitas tinggi (38-57). Dan sebanyak 6 orang siswa dengan
rata - rata skor kreativitas sebesar 5,40 dengan tingkat kreativitas rendah (28-37). Serta 15 orang
siswa dengan rata – rata skor kreativitas sebesar 9,17 dengan tingkat
kreativitas sangat rendah (15-27).. Pada siklus I pertemuan 2 mengalami perubahan yaitu terdapat 14 orang siswa dengan rata
– rata skor kreativitas belajar sebesar
17,83 dengan tingkat kreativitas tinggi (38-57). Dan 12 orang siswa dengan
rata – rata skor kreativitas belajar sebesar 11,26 dengan tingkat kreativitas
rendah. Sementara sebanyak 9 orang siswa dengan rata – rata skor kreativitas
sebesar 6,40 dengan tingkat kreativitas sangat rendah (15-27). Pada siklus II pertemuan 1 terdapat 24 orang siswa dengan rata - rata
skor kreativitas sebesar 31,31 dengan tingkat kreativitas tinggi (38-57).
Sementara 7 orang siswa dengan rata – rata skor kreativitas sebesar 6,86 dengan
tingkat kreativitas rendah (28-37). Serta 4 orang siswa dengan rata – rata skor
kreativitas sebesar 3,00 dengan tingkat kreativitas sangat rendah (15-27). Pada siklus II
pertemuan 2 kreativitas belajar siswa semakin meningkat, yaitu terdapat 13 orang siswa dengan rata
– rata skor kreativitas sebesar 21,69 dengan tingkat kreativitas tinggi
(58-60). Sebanyak 19 orang siswa dengan rata – rata skor kreativitas sebesar
28,43 dengan tingkat kreativitas tinggi (38-57). Dan sebanyak 2 orang siswa
dengan rata – rata skor kreativitas sebesar 1,77 dengan tingkat kreativitas
rendah (28-37) serta 1 orang siswa dengan rata – rata skor kreativitas sebesar
0,74 denga tingkat kreativitas sangat rendah (15-27).
Pembahasan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
penggunaan metode eksperimen dalam meningkatkan kreativitas belajar siswa
pada mata pelajaran IPS dengan Materi Perjuangan
persiapan Kemerdekaan indonesia di Kelas V SD Negeri 105309 Sibolangit T. A
2012/2013.
Pada
siklus I pertemuan 1 kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih
rendah dengan rata – rata skor
kreativitas belajar siswa secara klasikal yaitu 32,11. Dan pada siklus
I pertemuan 2 rata – rata skor kreativitas belajar siswa secara klasikal
adalaha 35,49. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kreativitas belajar siswa yaitu
peneliti harus mengoptimalkan proses pembelajaran kepada siswa dengan untuk
materi perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia melalui model Cooperative Learning Tipe STAD.
Selanjutnya peneliti melaksanakan siklus II sebagai
perbaikan dari siklus I
untuk melihat perkembangan tingkat kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi
perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia dengan
menggunakan model Cooperative
Learning Tipe STAD. Pada
Siklus II pertemuan 1 kreativitas belajar siswa sudah mengalami peningkatan
rata – rata skor kreativitas belajar
siswa secara klasikal sebesar 41,17.
Dan pada Siklus II pertemuan 2 diperoleh skor kreativitas belajar siswa sebesar
52,63. Hal ini menunjukkan bahwa pelakasanaan kegiatan proses belajar mengajar
telah berhasil meningkatkan kreativitas
belajar siswa.
Penggunaan model Cooperative Learning Tipe STAD dalam
penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa dengan materi perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia pada mata pelajaran IPS. Dengan
digunakannya model Cooperative Learning
Tipe STAD juga mampu memberi
motivasi belajar bagi siswa sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang
dibahas. Selain itu, melalui model pembelajaran ini siswa dapat menumbuhkan
daya imajinasi siswa dalam belajar untuk mengemukakan pertanyaan dan memberikan
pertanyaan sebagai bentuk rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran yang
dang dibahas.
Dengan demikian berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan di SDN 105309
Sibolangit bagi siswa kelas V SD dengan materi perjuangan persiapan kemerdekaan
Indonesia dengan menggunakan model Cooperative
Learning Tipe STAD dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS.
Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian dan pengamatan data penelitian yang diperoleh terhadap
penigkatan kreativitas belajar siswa kelas V SDN 105309 Sibolangit dengan
materi perjuangan persiapan kemerdekaan Indonesia. Maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah:
1.
Dengan menggunakan model Cooperative Learning Tipe STAD
pada mata pelajaran IPS dengan materi perjuangan persiapan kemerdekaan
Indonesia dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa kelas V SDN 105309
Sibolangit Tahun Ajaran 2012/2013.
2.
Rata – rata skor
kreativitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS dengan materi perjuangan
persiapan kemerdekaan Indonesia pada Kondisi Awal sebesar 23,94 dan pada Siklus
I Pertemuan 1 dengan rata – rata skor kreativitas belajar siswa sebesar 32,11.
Pada Siklus I Pertemuan 2 diperoleh rata – rata skor kreativitas belajar siswa
adalah 35,49.
3.
Pada Siklus II
Pertemuan 1 diperoleh rata – rata skor kreativitas belajar siswa sebesar 41,17
dan pada Siklus II Pertemuan 2 diperoleh rata – rata skor kreativitas belajar siswa sebesar 52,63.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar,
Reni, Wihardjo dan Wiyono. 2001. Kreativitas.
Jakarta: Grasindo.
Arikunto,
Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Bumi Aksara.
Dewi,
Rosmala. 2010. Profesionalisasi Guru
Melalui Penelitian Tindakan Kelas. Medan : Pasca Sarjana Unimed.
Isjoni,
Muhammad 2009. Pembelajaran Kooperatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Munandar,
Utami. 2009. Pengembangan Kreativitas
Anak Berbakat. Jakarta : Rineka Cipta.
------------------------.
1999. Kreativitas dan Keberbakatan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Slameto.
2009. Belajar dan Faktor – faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Slavin,
Robert. 2009. Cooperative Learning.
Jakarta : Nusamedia.
Sukidin,
dkk. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta : Insan Cendikia.
Supriadi,
Dedi. 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan
Perkembangan IPTEK. Bandung : Alfabeta.
Suryosubroto,
B. 2009. Proses Belajar Mengajar di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Suslianingsih,
Endang, dkk. 2007. Ilmu pengetahuan sosial untuk SD/MI kelas V. Jakarta : BSE.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif –
Progresif. Surabaya : Kencana.
Wardani, I.G.A.K, Wihardit dan
Nasoetion. 2007. Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.
Komentar
Posting Komentar